Kabar Pasar

Analisis Kinerja Keuangan Bank Mandiri Tahun 2024: Apa yang Harus Diketahui Investor?

Bank Mandiri (BMRI) baru saja mengumumkan laporan keuangan untuk kuartal keempat tahun 2024 (4Q24), dan hasilnya cukup menarik perhatian. Bank terbesar di Indonesia ini mencatatkan laba bersih sebesar 13,8 triliun rupiah, yang berarti mengalami penurunan sebesar 14% YoY dan 11% QoQ. Meskipun ada penurunan, total laba bersih untuk selama tahun fiskal 2024 (FY24) mencapai 55,8 triliun rupiah, naik 1,3% dari tahun sebelumnya.

Kinerja Keuangan yang Solid: Apa yang Membuatnya Berbeda?

Kinerja ini sejatinya setara dengan 99% dari estimasi konsensus FY24F dan didorong oleh beberapa faktor utama:

  • Net Interest Margin (NIM) yang memenuhi guidance.
  • Cost of Credit (CoC) yang menurun menjadi level all-time low.
  • Pertumbuhan kredit yang solid.
  • Meski begitu, ada tantangan dengan beban operasional yang meningkat.

NIM yang Sesuai dengan Target

NIM Bank Mandiri berbasis bank mencatatkan angka 4,95% pada 4Q24, naik dari 4,86% di 3Q24. Secara konsolidasi, NIM FY24 tercatat di level 5,15%, kembali menurun dibandingkan tahun lalu yang berada di 5,48%. Manajemen menargetkan NIM FY25 akan berkisar di 5,0%-5,2%.

CoC di Level Terendah Sepanjang Sejarah

Dalam hal Cost of Credit, Bank Mandiri mencatatkan level 0,79% selama FY24, lebih baik dari guidance yang ditetapkan. Angka ini menandai CoC tahunan terendah dalam sejarah perseroan, didukung oleh kualitas aset yang tetap terjaga. Di sisi lain, Gross Non Performing Loan (NPL) membaik ke level 1,12%.

Pertumbuhan Kredit yang Menjanjikan

Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 19,5% YoY pada 4Q24, melampaui guidance FY24 yang berada di kisaran 16%-18% YoY. Segmen wholesale, terutama corporate, menjadi penyokong utama dalam pertumbuhan ini.

Beban Operasional yang Meningkat

Meski laba bersih tertekan, pihak manajemen mencatatkan Pre-Provision Operating Profit (PPOP) turun menjadi 21,1 triliun rupiah pada 4Q24. Beban operasional yang meningkat, mencapai banyak 23% YoY, berkontribusi pada penurunan kinerja keuangan.

Kesimpulan: Strategi dan Tantangan ke Depan

Meskipun kinerja Bank Mandiri pada 4Q24 menunjukkan beberapa tekanan, institusi ini berhasil menjaga kestabilannya melalui NIM dan CoC yang terkendali. Namun, tantangan di tahun fiskal 2025 akan lebih terfokus pada aspek likuiditas yang berpotensi mempengaruhi CoF dan NIM. Manajemen selalu mengindikasikan dividend payout ratio (DPR) untuk tahun 2024 akan tetap di level 60%, yang menunjukkan komitmen untuk memberikan nilai lebih kepada pemegang saham.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai performa Bank Mandiri, Anda bisa mengunjungi situs resmi Bank Mandiri. Dengan strategi yang tepat, Bank Mandiri diharapkan dapat menghadapi tantangan ke depan dan kembali menunjukkan pertumbuhan yang positif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *