Berita Korporasi

Analisis Kinerja Keuangan Bank Negara Indonesia (BBNI) pada FY24

Bank Negara Indonesia (BBNI) baru saja merilis laporan keuangan yang menunjukkan laba bersih sebesar 5,2 triliun rupiah pada kuartal keempat FY24. Meskipun ada penurunan sebesar -8,2% QoQ dan -0% YoY, pencapaian ini membawa total laba bersih selama FY24 tumbuh menjadi 21,5 triliun rupiah, yang menunjukkan kenaikan 2,7% YoY. Sayangnya, hasil ini sedikit di bawah ekspektasi pasar, hanya mencapai 97,2% dari estimasi FY24F konsensus. Mari kita telaah lebih dalam faktor-faktor yang memengaruhi kinerja positif BBNI di FY24.

Pendorong Utama Kinerja BBNI

Dalam mencatatkan hasil yang positif di FY24, ada beberapa faktor yang menjadi pendorong utama:

  • Net Interest Margin (NIM) SolidNIM bank only pada kuartal keempat FY24 meningkat ke 4,5%, sehingga NIM FY24 berkisar di 4,2%. Ini merupakan pencapaian yang melampaui guidance manajemen FY24 di atas 4%. Peningkatan NIM ini didorong oleh penyaluran kredit usaha rakyat (KUR), dan jika kita lihat tanpa mengikutsertakan KUR, core NIM berada di level 4,2%.
  • Cost of Credit (CoC) dan Kualitas Aset TerjagaCoC bank only pada kuartal keempat FY24 mengalami peningkatan menjadi 1,5%, namun tetap terjaga di 1,1% selama FY24. Hal ini sejalan dengan guidance manajemen untuk FY24 di level 1%. Peningkatan ini disebabkan oleh tambahan provisi untuk grup Sri Rejeki Isman (SRIL) dan langkah konservatif yang diambil oleh manajemen untuk segmen UMKM.
  • Pertumbuhan Kredit yang Kuat di Tengah Tantangan LikuiditasPertumbuhan kredit di FY24 tercatat mencapai 11,6% YoY, didorong oleh segmen korporasi yang tumbuh 17,6% YoY. Meski segmen KUR mengalami kontraksi sebesar -25% YoY, BBNI tetap optimis dalam menghadapi tantangan likuiditas dengan Loan-to-Deposit Ratio (LDR) mencapai 96,1%.

Proyeksi dan Tantangan ke Depan

Manajemen BBNI menargetkan pertumbuhan NIM FY25 di kisaran 4 – 4,2%. Harapan akan pemulihan likuiditas di belakang tambahan insentif kebijakan dan penurunan suku bunga acuan menjadi hal yang masih menjadi perhatian. Di sisi lain, tantangan pada FY25 akan lebih terfokus pada aspek likuiditas, berpotensi mempengaruhi CoF dan NIM.

BBNI juga berencana untuk mengajukan dividend payout ratio (DPR) untuk tahun buku 2024 di kisaran 50% – 60%, di mana diperkirakan dividend yield akan berkisar antara 6% – 7,2% berdasarkan harga saham saat ini.

Kesimpulan

Kinerja keuangan Bank Negara Indonesia pada FY24 menunjukkan hasil yang positif meskipun ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. BBNI berhasil mencapai laba yang memadai dengan pertumbuhan yang sehat, berkat pengelolaan yang baik terhadap NIM, CoC, dan pertumbuhan kredit. Namun, tantangan likuiditas masih harus diwaspadai ke depan. Memahami faktor-faktor ini penting untuk investor yang ingin mengambil keputusan yang tepat mengenai saham BBNI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *