Analisis Kinerja Keuangan XLSmart Telecom Sejahtera di 1Q25: Tantangan dan Peluang
XLSmart Telecom Sejahtera ( EXCL ) baru saja merilis laporan keuangan untuk kuartal pertama tahun 2025, dan hasilnya tidak bisa dibilang mengecewakan, tapi juga tidak memuaskan. Apa yang sebenarnya terjadi? Mari kita bahas!
Kinerja Keuangan 1Q25: Laba Bersih Menurun sebesar 29% YoY
Dalam laporan tersebut, laba bersih XL mencapai 385 miliar rupiah, yang menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan tahun lalu, yakni -29% YoY dan -23% QoQ. Hasil ini di bawah ekspektasi para analis yang memprediksi pertumbuhan laba lebih baik. Faktanya, pencapaian ini hanya 17% dari konsensus estimasi untuk tahun 2025.
Jumlah Pelanggan Naik, ARPU justru Turun
Meski jumlah pelanggan mobile mengalami kenaikan menjadi 58,9 juta pada 1Q25 (+2,3% YoY, +0,2% QoQ), namun kabar buruknya adalah Average Revenue Per User (ARPU) mengalami penurunan menjadi 40 ribu rupiah (-9% YoY, -2% QoQ). Ini jelas menunjukkan bahwa meski mereka berhasil menambah pelanggan, pendapatan dari pelanggan tersebut justru berkurang.
Manajemen EXCL, dalam earnings call pada 6 Mei lalu, menyebutkan bahwa jika kita mengesampingkan pendapatan dari fixed broadband (seperti First Media) yang baru akan tercermin tahun depan, maka pendapatan XL sebenarnya turun -5% YoY pada 1Q25.
Mereka menjelaskan bahwa penurunan ARPU disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat dan kompetisi yang semakin ketat, di mana banyak kompetitor yang menawarkan paket dengan harga lebih murah. Namun, mereka optimis bahwa persaingan akan mulai mereda dalam waktu dekat dan dapat memberikan efek positif di paruh kedua 2025.
Proses Integrasi Pasca Merger: Harapan untuk Sinergi Biaya
Dengan adanya merger yang rampung pada 16 April 2025, manajemen EXCL menyatakan bahwa mereka sedang dalam proses integrasi operasional. Meskipun mereka belum dapat memberikan guidance untuk tahun ini, manajemen mengetahui bahwa ada harapan untuk mencapai sinergi biaya sebesar 100 juta dolar AS pada tahun ini. Tentunya, ini bisa jadi kabar baik ketika proses integrasi selesai.
Key Takeaway
Dari earnings call yang diadakan, terlihat bahwa para pimpinan perusahaan dari Telkom Indonesia ( TLKM ), Indosat ( ISAT ), dan EXCL sepakat bahwa intensitas persaingan mulai mereda, dan ini diharapkan akan membawa dampak positif dalam kinerja mereka di paruh kedua 2025.
Sebagai penutup, meski masa depan para operator telekomunikasi tidak sepenuhnya cerah, ada peluang untuk melihat perbaikan jika setiap perusahaan mampu beradaptasi dan menerapkan strategi yang tepat. Ini adalah waktu yang menarik untuk mengamati bagaimana EXCL dan pesaingnya mengarungi tantangan dan peluang yang ada di industri telekomunikasi Indonesia. Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda optimis akan hasil XL di kuartal berikutnya?