Analisis Saham UNVR 2025: Tantangan Penurunan Penjualan, Transformasi Bisnis, dan Potensi Dividen Spesial
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) tengah menghadapi tantangan berat akibat penurunan penjualan dan tekanan margin. Meski demikian, perusahaan masih memiliki prospek pemulihan, terutama dengan strategi transformasi dan potensi pembagian dividen spesial di 2025. Bagaimana prospek saham UNVR? Apakah ini saat yang tepat untuk membeli? Mari kita bahas lebih dalam.
Kinerja 2024: Penjualan Melemah, Profitabilitas Tertekan
Tahun 2024 menjadi periode sulit bagi Unilever Indonesia. Pendapatan 4Q24 turun menjadi Rp7,7 triliun (-7,8% QoQ; -4,7% YoY), dengan total pendapatan FY24 mencapai Rp35,1 triliun (-9,0% YoY). Penurunan ini disebabkan oleh price reset serta pengurangan stok distributor.
Di sisi profitabilitas, laba usaha 4Q24 anjlok menjadi Rp515 miliar (-29,4% QoQ; -37,5% YoY), dengan total laba usaha FY24 di Rp4,4 triliun (-29,4% YoY). Biaya operasional meningkat signifikan, terutama akibat kenaikan biaya remunerasi dan transformasi bisnis, termasuk penggantian mesin dan pesangon karyawan yang mencapai Rp204 miliar.
Secara keseluruhan, laba bersih 4Q24 merosot ke Rp359 miliar (-33,9% QoQ; -41,3% YoY), dengan margin hanya 4,6% (vs. 7,6% di 4Q23). Untuk FY24, laba bersih turun menjadi Rp3,4 triliun (-29,8% YoY), dengan margin laba bersih 9,6% (vs. 12,4% di FY23).
Faktor Penyebab Penurunan Kinerja
Sejumlah faktor utama menjadi penyebab turunnya kinerja UNVR:
- Penyesuaian harga dan pengurangan stok distributor: Distributor mengurangi stok hingga 50% dibandingkan 2021, yang membantu mengurangi risiko kredit macet.
- Transformasi bisnis: Pengeluaran besar untuk modernisasi mesin dan efisiensi operasional berdampak pada laba dalam jangka pendek.
- Tekanan margin: Melemahnya rupiah meningkatkan biaya produksi, sementara daya beli konsumen masih tertekan.
- Boikot konsumen: Sejumlah produk mengalami penurunan permintaan akibat sentimen negatif di pasar.
Prospek 2025: Bisakah UNVR Bangkit Kembali?
Manajemen Unilever memproyeksikan perbaikan pada paruh kedua 2025. Transformasi bisnis masih akan membebani kinerja pada 1H25, tetapi dengan skala yang lebih kecil dibandingkan 2024.
Di sektor Fast Moving Consumer Goods (FMCG), pertumbuhan industri melambat sepanjang 2024:
- 1H24: +4%
- 2H24: +2%
- 4Q24: hanya sekitar 1%
Namun, UNVR optimistis akan mencatat pertumbuhan 4% di 2025, terutama pada paruh kedua tahun tersebut, didukung oleh strategi penyesuaian harga dan peningkatan volume penjualan.
Divestasi Bisnis Es Krim dan Dividen Spesial
Salah satu langkah besar yang diambil UNVR adalah divestasi bisnis es krim senilai Rp7 triliun. Dari transaksi ini:
- Rp2 triliun akan dicatat sebagai nilai aset.
- Rp1,2 triliun digunakan untuk membayar pajak.
- Rp3,8 – Rp3,9 triliun dialokasikan untuk dividen spesial.
Dividen ini diperkirakan akan dibagikan pada akhir 2025 atau awal 2026, yang tentunya menjadi daya tarik bagi investor yang mengincar saham dengan dividend yield tinggi.
Rekomendasi Saham: Upgrade ke “Buy”
Meskipun kinerja UNVR masih penuh tantangan, kami menaikkan rekomendasi saham menjadi “Buy” dengan target harga Rp1.700, yang mencerminkan potensi upside 20% dari harga saat ini (Rp1.415 per 13 Februari 2025).
Namun, ada beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan:
- Tekanan internal: Efisiensi operasional masih berlangsung, dan dampaknya terhadap margin belum sepenuhnya terlihat.
- Penyesuaian harga: Jika konsumen tidak merespons positif strategi harga baru, pemulihan penjualan bisa lebih lambat.
- Tekanan margin: Depresiasi rupiah dapat meningkatkan biaya produksi.
- Boikot produk: Sentimen negatif terhadap merek Unilever di beberapa segmen pasar bisa berdampak pada volume penjualan.
Kesimpulan: Apakah Saham UNVR Layak Dibeli?
UNVR menghadapi tantangan besar, tetapi dengan langkah-langkah strategis seperti transformasi bisnis dan divestasi bisnis es krim, ada peluang pemulihan pada paruh kedua 2025. Jika Anda adalah investor jangka panjang yang mengincar saham dengan potensi dividend play, UNVR bisa menjadi pilihan menarik.
Namun, jika Anda lebih konservatif dan menghindari ketidakpastian, mungkin lebih baik menunggu hingga laporan keuangan Q1 2025 untuk melihat arah pemulihan UNVR lebih jelas.
Bagaimana menurut Anda? Apakah ini saat yang tepat untuk masuk ke saham UNVR?
Referensi 1