Kabar Pasar

Bank Mandiri Catat Laba Bersih 13,2 Triliun di 1Q25: Apa Artinya untuk Investor?

Bank Mandiri (BMRI) baru saja merilis laporan keuangan yang membuat banyak orang terkejut. Mereka mencatatkan laba bersih sebesar 13,2 triliun rupiah pada 1Q25, yang melesat sekitar 4% YoY meski sedikit terkoreksi -4% QoQ. Hasil ini selaras dengan ekspektasi pasar di mana konsensus memperkirakan laba bersih yang mirip yaitu sekitar 23% estimasi 2025F. Meskipun demikian, ada beberapa indikator yang patut untuk dicermati termasuk kualitas aset yang terjaga tetapi NIM yang rendah dan peningkatan biaya operasional yang cukup signifikan.

Poin Penting yang Perlu Diketahui

1. Kualitas Aset Relatif Terjaga
Kualitas aset Bank Mandiri masih terjaga dengan baik. Credit cost (CoC) berada di level 0,9% pada 1Q25, lebih baik dibandingkan 1Q24 yang tercatat 1,1%. NPL juga tetap stabil di 1,2% yang menunjukkan bahwa manajemen bank mampu mengelola risiko kredit dengan baik. Namun, ada peringatan mengenai peningkatan Loan at Risk (LAR) yang sedikit naik menjadi 7,2% akibat restrukturisasi di sektor nikel.

2. NIM Tertekan, Diperkirakan Pulih di H2 2025
NIM atau Net Interest Margin mengalami penurunan yang signifikan mencapai hanya 4,8%, jauh di bawah guidance manajemen yang berada di range 5-5,2%. Beban bunga meningkat sejalan dengan menjaga likuiditas, namun bank-only Cost of Fund (CoF) juga meningkat ke level 2,38%, menyebabkan Yield kredit mengalami penurunan ke level 7,64%. Proyeksi NIM diharapkan akan pulih pada H2 2025, berkat perbaikan likuiditas dan penurunan BI Rate.

3. Opex Meningkat untuk Mendukung Pertumbuhan CASA
Biaya operasional (Opex) naik pesat ke level 15,2 triliun rupiah, meningkat 16% YoY namun ada penurunan QoQ sebesar 19%. Meningkatnya biaya tenaga kerja menjadi 19% YoY didorong oleh insentif dan bonus yang diberikan pada karyawan. Rasio Cost-to-Income (CIR) kini berada di level 40,8%, sedikit diatas target manajemen agar tidak melebihi 40% hingga akhir tahun.

Siapa Saja yang Sukses di Sektor Keuangan?

  • GOTO: Mencatat proforma adjusted EBITDA positif dengan laba sebesar 393 miliar rupiah pada 1Q25, berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya.
  • KLBF: Kalbe Farma menunjukkan laba bersih 1,1 triliun rupiah, meningkat 12% YoY.
  • BNGA: Bank CIMB Niaga mencapai laba bersih 1,8 triliun rupiah, naik 7,4% YoY.
  • MYOR: Mayora Indah mengalami penurunan laba bersih menjadi 689 miliar rupiah, -38% YoY.

Kesimpulan

Bank Mandiri mungkin tengah menghadapi tantangan dengan NIM yang tertekan dan penambahan biaya operasional yang cukup besar. Namun, kualitas aset yang dijaga dan proyeksi perbaikan di masa depan menjadi harapan bagi investor. Dengan terus memantau kondisi likuiditas dan strategi manajemen yang diterapkan, kita bisa berharap perkembangan positif bagi publikasi selanjutnya. Apakah Anda sudah siap untuk berinvestasi di bukti nyata performa Bank Mandiri? Tentukan pilihan Anda sekarang!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *