Defisit APBN 2024: Apa yang Perlu Anda Ketahui?
Pada Senin, 6 Januari, Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan tegas menyampaikan informasi penting tentang defisit APBN 2024 yang diprediksi akan mencapai 2,29% dari PDB. Ini sejalan dengan target awal pemerintah, meskipun lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi APBN 2023 yang berada di level 1,61% dari PDB. Namun, perlu dicatat bahwa proyeksi ini lebih baik dibandingkan outlook Kementerian Keuangan yang mengantisipasi angka defisit sebesar 2,7% dari PDB pada bulan September 2024.
Secara keseluruhan, performa yang lebih baik ini didukung oleh beberapa faktor, termasuk meredanya tekanan harga minyak, pemulihan harga komoditas, inflasi yang tetap rendah, dan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Penurunan Penerimaan Pajak yang Signifikan
Meskipun total penerimaan pajak tumbuh, total penerimaan pajak untuk APBN 2024 menjadi satu-satunya pos yang tidak mencapai target. Khususnya, kontraksi penerimaan pajak pada 1H24 menciptakan tantangan tersendiri. Pos PPh badan mengalami penurunan signifikan hingga -18% YoY, terutama disebabkan oleh menurunnya profitabilitas perusahaan di sektor batu bara dan kelapa sawit akibat moderasi harga komoditas yang sedang berlangsung.
Namun, tidak semua kabar menyedihkan. Penghasilan pajak transaksional menunjukkan pertumbuhan yang solid dengan PPh 21 meningkat sebesar +21% YoY dan PPN/PPnBM meningkat +8,6% YoY, dorongan ini didukung oleh pembayaran upah, gaji dan THR.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2024
Dalam kesempatan yang sama, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa Kementerian Keuangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 berada di kisaran +5% YoY, sedikit lebih rendah dibandingkan target pemerintah yang berada di level +5,2% YoY. Hal ini sejalan dengan estimasi konsensus meskipun BPS belum merilis data pertumbuhan ekonomi pada 4Q24.
Untuk tahun 2025, pemerintah menargetkan defisit APBN sebesar 2,53% dari PDB, dengan belanja negara yang diperkirakan tumbuh +8,1% YoY melebihi pertumbuhan pendapatan negara +5,7% YoY.
Risiko dan Peluang di Balik Defisit APBN 2025
Meski diproyeksikan akan meningkat, defisit APBN 2025 mungkin akan lebih tinggi dari yang diperkirakan, mengingat dibatalkannya kenaikan PPN untuk barang dan jasa serta peluncuran paket stimulus untuk 2025. Meskipun demikian, risiko ini bisa mereda jika kebijakan yang diambil berhasil memberikan dampak positif pada konsumsi masyarakat, yang dapat meningkatkan total pendapatan pajak secara signifikan.
Selain itu, implementasi Coretax diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak secara keseluruhan. Keberhasilan menjaga defisit anggaran juga berpotensi menawarkan stabilitas bagi nilai tukar rupiah, terutama di tengah ketidakpastian global seperti isu geopolitik, pergerakan suku bunga The Fed, dan kebijakan pemerintahan baru AS.
Kesimpulan
Mengetahui perincian tentang defisit APBN 2024 adalah langkah penting bagi kita semua. Dengan perubahan terus-menerus dalam kondisi ekonomi, informasi ini memberi kita gambaran jelas mengenai perekonomian Indonesia ke depan. Dari penurunan penerimaan pajak hingga proyeksi pertumbuhan ekonomi, kita melihat bahwa meski ada tantangan, ada pula peluang yang bisa dimanfaatkan. Mari terus memantau perkembangan ini, karena informasi yang tepat adalah kunci untuk mengambil keputusan finansial yang bijak.