Indosat (ISAT): Kinerja Kokoh di Tengah Tantangan Pasar
Pada kuartal ketiga tahun 2024 (3Q24), Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT) kembali menunjukkan performa yang solid meskipun menghadapi tantangan berupa penurunan jumlah pelanggan dan ARPU (Average Revenue Per User). Bagaimana prospek perusahaan ini di masa depan? Mari kita bahas lebih dalam.
Kinerja Keuangan 3Q24: Pendapatan Tetap Solid
ISAT melaporkan pendapatan sebesar Rp13,8 triliun pada 3Q24, mencatat penurunan sebesar 2,2% dibandingkan kuartal sebelumnya (QoQ) tetapi tumbuh 8,2% secara tahunan (YoY). Segmen seluler mencatat pertumbuhan tahunan 5,8%, sementara segmen MIDI melonjak 31,9% YoY. Namun, jumlah pelanggan menurun menjadi 98,7 juta (-2,2% QoQ, -0,7% YoY), dengan ARPU yang lebih rendah, yaitu Rp37,2 ribu (-3,1% QoQ).
Meski demikian, ISAT mencatat pertumbuhan trafik data sebesar 16,5% YoY dengan peningkatan yield data sebesar 5,7% YoY. Namun, penurunan pendapatan menyebabkan margin EBITDA turun sedikit menjadi 47,6% (dari 48,8% di 2Q24). Hingga 9M24, ISAT tetap berada pada jalur pencapaian target dengan EBITDA mencapai 75,7% dari estimasi.
Segmen Seluler: Tantangan Daya Beli Lemah
Penurunan pelanggan ISAT sebagian besar dipengaruhi oleh konsolidasi SIM secara nasional dan shifting ke paket yang lebih murah, seperti paket mingguan atau harian. Namun, perusahaan terus memperluas cakupan jaringan ke luar Jawa. Hingga 9M24, ISAT telah menambah 11,6% BTS baru dan memperluas jangkauan ke 370 desa baru.
Strategi ini mencerminkan upaya ISAT untuk memenangkan pangsa pasar di tengah daya beli konsumen yang lemah. Dengan jaringan yang lebih kuat dan produk kompetitif, ISAT diharapkan dapat kembali menarik pelanggan baru.
Segmen MIDI: Pendorong Utama Pertumbuhan
Segmen MIDI mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,9 triliun (+31,9% YoY), menyumbang 14,4% dari total pendapatan ISAT. Pertumbuhan ini didorong oleh layanan broadband tetap, konektivitas, dan IT services. Komitmen ISAT untuk bertransformasi menjadi perusahaan berbasis AI terlihat dari kemitraannya dengan Google Cloud dan Microsoft dalam menghadirkan layanan berbasis AI dan cloud.
Selain itu, ISAT telah bermitra dengan Nvidia, Cisco, dan Mastercard untuk memperkuat pusat datanya dengan layanan GPU-as-a-Service (GPUaaS). Langkah ini bertujuan menarik investasi hyperscaler global ke Indonesia, mendukung visi ISAT menjadi AI Native TechCo.
Prospek 2025: Peluang Pasca Stock Split
Pada 14 Oktober 2024, ISAT melaksanakan stock split dengan rasio 1:4, yang meningkatkan jumlah saham menjadi 32,3 juta dengan nilai nominal Rp25 per saham. Setelah aksi korporasi ini, likuiditas saham meningkat signifikan dengan ADTV melonjak 166,4% menjadi Rp107 miliar. Hal ini menjadikan saham ISAT lebih menarik bagi investor ritel.
Transformasi ISAT dari perusahaan telekomunikasi tradisional menjadi perusahaan teknologi berbasis AI memberikan peluang besar di masa depan. Strategi perusahaan mencakup pengembangan pasar pusat data, kemitraan pemerintah, dan peningkatan pangsa pasar di sektor telekomunikasi.
Performa Saham dan Aliran Modal Asing
Hingga 31 Oktober 2024, saham ISAT ditutup pada Rp2.500, dengan performa relatif datar sepanjang tahun. Meski sempat mengalami penurunan, saham ini menunjukkan potensi rebound yang kuat, terutama dengan statusnya sebagai perusahaan telekomunikasi dengan pertumbuhan tercepat.
Dalam enam bulan terakhir, investor asing telah mengakumulasi saham ISAT dengan aliran masuk bersih sebesar Rp362 miliar. Ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap strategi jangka panjang perusahaan.
Kesimpulan: Saham ISAT, Peluang Investasi Menarik
ISAT terus membuktikan diri sebagai pemain utama dalam industri telekomunikasi Indonesia, meskipun menghadapi tantangan pasar. Dengan fokus pada transformasi digital, perluasan jaringan, dan inovasi berbasis AI, ISAT menawarkan peluang pertumbuhan yang menarik bagi investor.
Bagi Anda yang mencari saham dengan potensi jangka panjang, ISAT layak dipertimbangkan. Namun, seperti biasa, pastikan Anda tetap memantau risiko dan dinamika pasar yang mungkin memengaruhi performa saham ini.
Sumber analisis 1