Kabar Pasar

Inflasi AS Melandai: Harapan Baru Pemangkasan Suku Bunga

Biro Statistik AS baru-baru ini mengumumkan bahwa inflasi inti di AS mengalami penurunan tahunan pada Desember 2024 dan berada di bawah ekspektasi, meskipun inflasi secara keseluruhan menunjukkan peningkatan. Data terbaru ini memberikan gambaran menarik tentang kondisi ekonomi terkini dan berpotensi mempengaruhi kebijakan moneter di masa depan.

Rincian Angka Inflasi Terbaru

Berikut ini adalah rincian angka inflasi yang dirilis:

  • **Inflasi YoY**: 2,9% (vs. konsensus: 2,9%; Nov 2024: 2,7%)

  • **Inflasi MoM**: 0,4% (vs. konsensus: 0,3%; Nov 2024: 0,3%)

  • **Inflasi inti YoY**: 3,2% (vs. konsensus: 3,3%; Nov 2024: 3,3%)

  • **Inflasi inti MoM**: 0,2% (vs. konsensus: 0,2%; Nov 2024: 0,3%)

Dengan angka-angka tersebut, kita bisa melihat bahwa meski inflasi keseluruhan mengalami sedikit kenaikan, inflasi inti mencerminkan pengurangan yang lebih signifikan. Ini tentu membuat banyak pelaku pasar merasa optimis tentang kemungkinan pemangkasan suku bunga yang lebih besar oleh The Fed.

Reaksi Pasar Setelah Rilis Data Inflasi

Pasar saham AS mengalami penguatan setelah rilis data inflasi ini, dengan indeks DJIA naik 1,6%, S&P 500 1,8%, dan Nasdaq melonjak 2,4%. Di sisi lain, indeks dolar AS (DXY) turun 0,16% ke level 109,1, dan yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun merosot 14 bps ke level 4,653%.

Di Indonesia, IHSG juga ditutup menguat 0,39% pada hari yang sama, meski yield obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun turun 9 bps ke level 7,172%, sementara kurs rupiah melemah 0,24% ke level 16.360.

Pernyataan dari Bank Indonesia

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia, Edi Susianto, mengatakan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih terkontrol. Edi menekankan bahwa pelemahan ini bersifat jangka pendek, di mana pasar masih mencerna keputusan Bank Indonesia yang memangkas suku bunga sebesar 25 bps ke level 5,75% pada Rabu lalu.

Pemangkasan Suku Bunga: Apa yang Diharapkan?

Sementara ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed meningkat, pasar tetap cenderung volatile. Ini diawali dengan narasi bahwa potensi kebijakan baru dari pemerintahan AS yang bisa mempengaruhi arah suku bunga. Donald Trump akan dilantik sebagai presiden AS pada 20 Januari 2024, dan The Fed akan mengadakan pertemuan pada 28-29 Januari 2024 untuk membahas kebijakan moneternya.

Cara Menghadapi Volatilitas Pasar

Dalam menghadapi volatilitas narasi suku bunga yang bisa berubah kapan saja, investor perlu mempertimbangkan untuk mengunci yield dari obligasi short-term yang masih tinggi dan memiliki volatilitas rendah. Sebagai contoh, PBS003 menawarkan yield hingga 6,79% per tahun dengan jatuh tempo dalam 2 tahun.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, angka inflasi di AS yang melandai memberikan harapan bagi pelaku pasar akan kemungkinan pemangkasan suku bunga yang lebih agresif. Meski pasar di Indonesia merespon positif, tetaplah waspada terhadap kebijakan yang akan datang dari AS, mengingat situasi ekonomi global yang tidak menentu. Dengan tetap memerhatikan pergerakan pasar, investor dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dan terinformasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *