Kabar Pasar

Inflasi AS November 2024: Apa yang Perlu Anda Ketahui?

Indeks harga konsumen di Amerika Serikat tercatat naik menjadi 2,7% YoY dan 0,3% MoM pada November 2024. Ini merupakan kenaikan yang signifikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya, di mana inflasi pada Oktober 2024 berada di angka 2,6% YoY dan 0,2% MoM. Angka ini menunjukkan bahwa inflasi telah melampaui target The Fed yang mengincar angka inflasi sekitar 2%. Kenaikan ini menandai inflasi bulanan tertinggi dalam tujuh bulan terakhir. Namun, menariknya, inflasi tahunan dan bulanan ini masih sesuai dengan ekspektasi konsensus yang ada.

Reaksi Pasar Setelah Rilis Data Inflasi

Setelah rilis data inflasi, pasar menunjukkan optimisme yang meningkat terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada pertemuan bulan Desember 2024 yang akan berlangsung minggu depan. Berdasarkan analisis dari CME Fedwatch Tool, probabilitas pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps pada pertemuan Desember 2024 naik pesat dari 73,8% pada Rabu (4/12) menjadi 98,6% per hari Kamis (12/12). Ini menunjukkan adanya kepercayaan pasar yang kuat terhadap langkah The Fed untuk menurunkan suku bunga.

Sementara itu, untuk pemangkasan suku bunga lebih lanjut sebesar sekitar 75 bps hingga Juni 2025, probabilitasnya mengalami penurunan dari 53,5% pada Rabu (4/12) menjadi 48,1% pada Kamis (12/12). Hal ini menggambarkan bahwa meskipun pasar optimis, ada beberapa ketidakpastian mengenai seberapa besar langkah yang akan diambil oleh The Fed.

Pergerakan Pasar Saham AS

Pada Rabu (11/12), pergerakan pasar saham AS terlihat cenderung mixed. Indeks Nasdaq mengalami kenaikan sebesar +1,77%, S&P 500 menguat +0,82%, sementara DJIA mengalami penurunan sebesar -0,22%. Di sisi lain, yield obligasi pemerintah AS dengan tenor 10 tahun juga meningkat sebesar +4 bps menjadi level 4,27%, dan indeks dolar AS (DXY) naik +0,29% ke level 106,71. Semua ini menunjukkan bahwa pasar sedang dalam fase ketidakpastian, namun tetap optimis terhadap kebijakan moneter yang akan datang.

Bagaimana dengan Dampak di Indonesia?

Meskipun prospek pemangkasan suku bunga The Fed meningkat, tekanan pada kurs rupiah akibat menguatnya dolar AS berisiko membatasi ruang bagi Bank Indonesia untuk mengikuti langkah The Fed dalam menurunkan suku bunga. Bank Indonesia sendiri sudah mengisyaratkan bahwa mereka siap untuk melakukan intervensi di pasar mata uang guna menstabilkan rupiah, yang saat ini berada sedikit di bawah level psikologis 16.000 per dolar AS.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, data inflasi yang dirilis menunjukkan tren yang mengarah positif bagi pasar, tetapi juga membawa tantangan tersendiri, terutama bagi pasar valuta asing di Indonesia. Investor perlu tetap waspada terhadap perkembangan berikutnya seiring dengan perubahan kebijakan moneter yang mungkin diambil oleh The Fed dan Bank Indonesia. Dengan pemahaman yang baik, kita bisa mengambil keputusan yang lebih tepat dalam investasi dan manajemen keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *