Menelisik Laporan Keuangan BRI Kuartal 1 2025: Laba Bersih Turun, Fokus pada Perombakan Segmen Mikro
Siapa bilang bank-bank besar di Indonesia selalu melesat mulus? Yuk, kita ulas bagaimana BRI (BBRI) tampil di panggung kuartal pertama tahun 2025. Dalam laporannya, mereka mencatatkan laba bersih sebesar 13,7 triliun rupiah. Namun, ini ternyata mengalami penurunan sebanyak -14% YoY dan -9,4% QoQ. Klarifikasi apaan nih, bro? Gampang, mari kita kupas satu per satu!
Kenapa Laba BRI Turun?
Penyebab utama penurunan laba bersih ini adalah lonjakan beban provisi yang melambung hingga 12,3 triliun rupiah (+15% YoY, +41% QoQ). Para analis sebelumnya memperkirakan laba bersih BRI di level lebih tinggi, mungkinkah konsensus 2025 sebesar 23% terlalu optimis? Di samping itu, Net Interest Income (NII) dan Pre-provision Operating Profit (PPOP) terpantau flat, masing-masing turun sebesar -2% dan -3% YoY.
Segmentasi Mikro: Tantangan di Depan
Meski segmen mikro merupakan pasar penting bagi BRI, sayangnya, credit cost (CoC) kuartal ini berada di level 3,5%, jauh di atas guidance 2025 yang menunjukkan kisaran 3-3,2%. Siapa yang harus disalahkan? Sebenarnya, sejak Januari 2025, manajemen telah berupaya menambah provisi, dan hasilnya? Eits, CoC untuk bank saja melambung hingga 5,6%!
Sisi Positif, Ada Apa Dengan CASA?
Meskipun segmen mikro memberikan tantangan, BRI tetap berusaha menjaga performa di sektor CASA (Current Account Saving Account) yang tumbuh +7% YoY. Di satu sisi, total deposit mereka terpantau flat (+0,4% YoY). Pertumbuhan CASA yang meningkat ini berhasil mendukung penurunan Cost of Fund (CoF) ke level 3,5%, lebih baik dari 3,7% pada tahun lalu.
Key Takeaways!
BRI tampaknya harus mengevaluasi strategi pertumbuhannya, terutama dalam segmen mikro yang kini tengah dalam proses perombakan. Meskipun tekanan laba masih cukup signifikan, prospek CASA yang positif dapat menjadi cahaya harapan dalam menghadapi masa depan. Semoga para investor bisa bersabar sembari menantikan langkah-langkah konkret yang diambil oleh manajemen dalam menghadapi tantangan di depan.
Siapa Lagi yang Mencuri Perhatian di Kuartal Ini?
Ngomong-ngomong soal laporan keuangan, ada juga yang menarik dari Astra International (ASII) yang mencatatkan laba bersih 6,9 triliun rupiah pada 1Q25, meski mengalami penurunan sebesar -7% YoY. Kemudian Gudang Garam (GGRM) hanya meraih laba bersih menjadi 104 miliar rupiah. Nah, penasaran bagaimana dengan perusahaan lain? Kita pantau terus ya!
Setiap angka dan laporan memberikan gambaran yang berbeda. Di tengah tantangan yang ada, tetap ada harapan yang bisa jadi sinar terang untuk investasi di masa depan. Apa tanggapan kalian soal performa BRI kali ini?