Kabar Pasar

Peluang Investasi Menarik bersama Adaro Andalan Indonesia (AADI)

Hari ini, Kamis (5/12), Adaro Andalan Indonesia (AADI) secara resmi melakukan listing di Bursa Efek Indonesia (IDX). Dalam suasana yang semakin hangat dengan pembicaraan mengenai trading jangka pendek dari IPO AADI, kami ingin mengingatkan Anda untuk tetap mempertimbangkan faktor fundamental ketika berinvestasi di AADI untuk jangka panjang. Terutama dari segi dividend yield yang ditawarkan.

Valuasi dan Potensi Kenaikan AADI

  • Valuasi Berpotensi Re-rating ke 5–7x P/E
    Kami memperkirakan laba bersih AADI pada FY25F akan turun ke tingkat 934 juta (-27,5% YoY) akibat hilangnya one-off gain dari penjualan anak usaha, meskipun core profit hanya terjatuh -3,2% YoY. Namun, mengingat valuasi IPO yang rendah (2,9x P/E FY25F), kami melihat AADI memiliki potensi upside yang cukup baik dengan peluang re-rating ke 5x P/E FY25F (9.650 per saham, +74% dari harga IPO).

    Kami anggap valuasi AADI di 5x P/E sebagai wajar dan konservatif, karena berada di bawah rata-rata P/E historis 5 tahun perusahaan induk, ADRO di level 6,9x P/E. Valuasi ini juga bersaing dengan Bukit Asam (PTBA) di 7,3x P/E FY25F dan Indo Tambangraya Megah (ITMG) di 4,8x P/E FY25F. Jika AADI dapat re-rating ke rata-rata P/E historis 5 tahun ADRO (6,9x) dan mendekati valuasi PTBA di ~7x P/E, maka harga dapat mencapai 13.525 per saham (+144% dari harga IPO).

  • Dividend Yield hingga ~17% dengan Asumsi 50% DPR
    Dengan outlook harga batu bara yang kami ekspektasikan tidak akan turun signifikan, kami melihat potensi AADI untuk re-rating juga didorong oleh prospek dividen tahun buku 2025, yang kami perkirakan bisa mencapai ~966 rupiah per saham. Jumlah ini memberikan indikasi dividend yield sebesar ~17% berdasarkan harga saham AADI saat IPO (5.550 rupiah per saham).

    Kami asumsikan dividend payout ratio (DPR) sebesar 50%, yang merupakan rata-rata DPR ADRO dalam 3 tahun terakhir. Dividend yield ini lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan batu bara besar lainnya seperti ITMG dan PTBA.

Asumsi Utama dalam Analisis Kami

  • Harga rata-rata batu bara Newcastle diperkirakan sebesar 135 per ton pada 2024 dan 130 per ton pada 2025, mencerminkan normalisasi dari level saat ini di 134,8 per ton.

  • Volume penjualan diperkirakan sebesar 63 juta ton pada 2024 (-0,6% YoY) dan 64 juta ton pada 2025 (+1,6% YoY).

  • Cash costs sebesar 56,2 per ton pada 2024 (-12% YoY) dan 57,8 per ton pada 2025 (+2,9% YoY).

  • Pendapatan non-operasional diperkirakan mengalami penurunan signifikan pada 2025 (-89,4% YoY) seiring hilangnya one-off gain dari pelepasan aset investasi.

Walaupun banyak investor membeli AADI untuk trading jangka pendek, kami percaya bahwa AADI bisa menjadi peluang investasi fundamental yang menarik. Dengan outlook batu bara yang stabil serta dividend yield signifikan, AADI menawarkan daya tarik tersendiri bagi para investor.

Kesimpulan

AADI tidak hanya menawarkan kesempatan untuk trading dalam jangka pendek, tetapi juga potensi investasional yang menjanjikan. Dengan mempertimbangkan fundamental perusahaan, prospek laba, dan dividen, inilah saatnya bagi Anda untuk berinvestasi di AADI. Jika Anda tertarik, jangan lewatkan kesempatan untuk exercise hak Anda di PUPS ADRO-H pada aplikasi Stockbit dan nikmati profit yang optimal dari investasi Anda!

Saatnya Anda menjadi bagian dari perjalanan AADI di pasar saham, dan siapkan diri untuk meraih kesuksesan bersama!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *