Kabar Pasar

Perubahan Besar di Bank Rakyat Indonesia: Hery Gunardi Ambil Alih dan Dividen yang Menggiurkan

Senin kemarin, tepatnya pada 24 Maret, RUPS Bank Rakyat Indonesia (BBRI) memutuskan untuk melakukan sebuah langkah signifikan dengan merombak jajaran direksi dan komisaris. Hery Gunardi ditunjuk sebagai direktur utama yang baru, menggantikan Sunarso yang sudah menjabat sejak 2019. Sebelumnya, Hery adalah direktur utama di Bank Syariah Indonesia (BRIS), dan kini bocah baru ini siap membawa nafas segar di BRI!

Tapi bukan hanya pergantian jabatan yang mencuri perhatian. Para pemegang saham juga memberikan lampu hijau untuk pembagian dividen tahun buku 2024 yang mencapai Rp52 triliun, yang berarti ada dividend payout ratio sebesar 86% (naik dari 80% di 2023). Ini mengindikasikan dividen akhir sebesar Rp208,4 per saham, dengan yield yang menggiurkan mencapai 5,8% jika berdasarkan harga penutupan BBRI di level Rp3.610 per saham pada hari itu. Tak hanya itu, BBRI juga sudah membagikan dividen interim sebesar Rp135 per saham pada Januari 2025.

Kinerja Keuangan yang Menjanjikan

Ngomong-ngomong soal performa, akhir pekan lalu BBRI juga mengumumkan laba bersih sebesar Rp4,6 triliun untuk Februari 2025, menunjukkan pertumbuhan yang mencengangkan dengan kenaikan 42% YoY dan 129% MoM. Hasil ini menunjukkan pemulihan signifikan dari kinerja yang kurang baik sebelumnya, membawa total laba bersih bank hanya menjadi Rp6,6 triliun, meski sempat turun 18% YoY. Ini tentu jauh di bawah ekspektasi pertumbuhan konsolidasi yang diharapkan.

Pemulihan yang Menjadi Sorotan

Pemulihan laba bersih bank di Februari menjadi sorotan, sejalan dengan pemulihan credit cost (CoC) yang mulai menunjukkan tren positif. Data terbaru menunjukkan bahwa CoC bank only di Februari 2025 berada di level 3,28%, menurun dari bulan Januari yang mencapai 5,57%. Ini menandakan bahwa beban provisi mulai normal kembali ke level yang lebih sehat.

Sementara itu, Net Interest Margin (NIM) juga menunjukkan tanda-tanda pemulihan, naik menjadi 6,39% pada Februari 2025, berkat realisasi Net Interest Income (NII) yang cukup baik dan pengurangan beban bunga yang signifikan. Namun, ada catatan, biaya operasional (opex) pada Februari melonjak menjadi Rp4,3 triliun, yang mencerminkan kenaikan 111% YoY, terutama akibat peningkatan biaya tenaga kerja.

Fokus ke Depan

Tentu saja, semua perubahan ini memunculkan pertanyaan besar: Apa langkah selanjutnya BRI di bawah kepemimpinan baru ini? Kami menantikan earnings call pada kuartal pertama yang akan datang untuk mendengar strategi dan inisiatif dari Hery Gunardi. Dalam konteks pasar yang lebih luas, harga saham BBRI akan sangat bergantung pada kepercayaan investor dan perkembangan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.

Kesimpulan: Dengan pergantian direksi dan rencana dividen yang memikat, ada banyak alasan untuk lebih memperhatikan BRI ke depannya. Meskipun ada tantangan dalam hal biaya dan performa, langkah-langkah proaktif dari manajemen diharapkan dapat membawa BRI menuju kinerja yang lebih baik di masa yang akan datang. Apakah Anda siap untuk memanfaatkan potensi ini?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *