Inspirasi Investasi

Potensi Saham Terkait Artificial Intelligence (AI) di Indonesia: Sektor, Emiten, dan Peluang

Pernahkah kamu berpikir, apakah ada saham di Indonesia yang terhubung dengan perkembangan artificial intelligence (AI)? Mungkin tidak sebesar perusahaan global seperti Nvidia, tapi jangan salah, ada beberapa sektor yang cukup menarik untuk diperhatikan! Dalam artikel ini, kita akan membahas tiga sektor utama yang memiliki keterkaitan dengan AI dan bagaimana peluang investasi di saham-saham tersebut. Yuk, simak selengkapnya!

Sektor 1: Kawasan Industri sebagai Penerima Manfaat Data Center

Sektor pertama yang diuntungkan oleh perkembangan AI adalah kawasan industri. Meski secara langsung tidak terkait dengan teknologi, kawasan industri menjadi tulang punggung pembangunan data center, yang merupakan komponen penting untuk mendukung AI.

Beberapa emiten kawasan industri yang menarik perhatian dalam pengembangan data center antara lain:

  • DMAS: Klien seperti Digital Hypescape, STT GDC, Microsoft, dan Amazon.
  • KJIA: Bermitra dengan MetaDC dan DataCo.
  • BEST: Mendukung data center DCII dan BCA.
  • SSIA: Mengembangkan proyek di Subang dengan klien seperti BDX.

Dalam tiga tahun terakhir, keempat emiten ini mencatatkan peningkatan permintaan lahan untuk data center. Namun, setiap emiten memiliki karakteristik yang berbeda:

  • SSIA: Momentum pertumbuhan dari kawasan industri Subang.
  • DMAS dan KJIA: Kinerja laba yang stabil dengan pertumbuhan moderat.
  • BEST: Valuasi murah namun dengan kinerja yang masih kurang optimal.

KJIA tampaknya menjadi pilihan menarik karena memiliki paket lengkap: kawasan industri, pembangkit listrik, dan sumber pendapatan berulang. Namun, penting untuk diingat bahwa potensi pertumbuhan sektor ini bisa melambat setelah kebutuhan pembangunan data center terpenuhi.

Sektor 2: Pembangkit Listrik untuk Mendukung AI

Data center membutuhkan listrik yang stabil dan besar, sehingga perusahaan pembangkit listrik menjadi pemain kunci di sektor ini. Emiten seperti POWR berpotensi mencatatkan pertumbuhan laba hingga 15% pada 2024 berkat kontribusi dari klien seperti DCII dan data center lainnya.

Selain POWR, KJIA juga memiliki pembangkit listrik yang terintegrasi dengan kawasan industrinya. Namun, bagi investor yang mencari dividen menarik, POWER tetap menjadi pilihan unggulan dengan potensi dividen yield sekitar 6-8% per tahun. Meski demikian, harga sahamnya sudah tidak terlalu menarik untuk masuk di level saat ini.

Sektor 3: Emiten Data Center sebagai Tulang Punggung AI

Proses AI membutuhkan server yang mumpuni, dan hal ini mendorong pertumbuhan bisnis data center. Di Indonesia, beberapa emiten yang terlibat dalam sektor ini antara lain:

  • DCII: Pemain utama dengan kapasitas dan skala yang besar.
  • Telkom (TLKM): Emiten dengan valuasi menarik dan posisi strategis di pasar.
  • Saratoga (SRTG): Memiliki bisnis data center melalui anak usaha BDDC.
  • INET: Baru menyelesaikan pembangunan data center.
  • EDGE: Mengikuti jejak DCII sebagai pemain signifikan.

Dari emiten-emiten ini, Telkom menjadi pilihan menarik karena valuasinya yang cukup murah. Sedangkan, INET dan Saratoga lebih cocok untuk investor dengan profil risiko tinggi, mengingat fluktuasi harga dan diversifikasi bisnisnya.

Kesimpulan

Jadi, mana yang paling menarik? Jika kamu mencari momentum saat ini, sektor pembangkit listrik seperti POWR dan KJIA tampaknya memberikan peluang terbaik. Namun, untuk investasi jangka panjang, emiten data center seperti DCII dan Telkom juga patut dipertimbangkan.

Namun, penting untuk diingat bahwa tren booming data center bisa saja melambat dalam beberapa tahun ke depan, seiring dengan normalisasi permintaan. Oleh karena itu, selalu lakukan analisis mendalam sebelum berinvestasi, dan tetap fleksibel terhadap perubahan tren industri. Selamat berinvestasi!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *