Kabar Pasar

Unilever Indonesia Catat Laba Bersih Satu Triliun di Kuartal Pertama 2025

Siapa yang bilang bisnis FMCG (Fast-Moving Consumer Goods) di Indonesia lagi merosot? Unilever Indonesia (UNVR) baru saja mengumumkan bahwa mereka berhasil membukukan laba bersih sebesar 1,24 triliun rupiah dalam laporan keuangan kuartal pertama 2025. Angka ini menunjukkan -15% YoY namun melonjak 245% QoQ. Tidak hanya itu, pencapaian ini melampaui ekspektasi konsensus yang diproyeksikan hanya 32% dari estimasi 2025.

Meski kinerjanya di kuartal ini menunjukkan perkembangan yang signifikan dari sisi efisiensi biaya, tren pendapatan Unilever masih tergolong lemah. Namun, ada sinyal positif dari pemulihan margin yang menyiratkan bahwa langkah-langkah manajeman mereka mulai membuahkan hasil.

Pemulihan Signifikan pada Margin

Margin laba kotor Unilever pulih ke level 48,2% pada kuartal ini setelah sempat tertekan. Ini adalah berita baik mengingat sebelumnya mereka berada di area sekitar 45% selama dua kuartal berturut-turut. Selain itu, margin laba usaha juga mencatatkan perbaikan yang lebih signifikan, kini berada di level 17,1%, jauh lebih baik dari 6,7% yang mereka alami sebelumnya.

Kenaikan ini didukung oleh penurunan biaya gaji (salary) yang mencapai 45% YoY, serta hilangnya satu kali biaya (one-off cost) akibat pengurangan karyawan. Meski biaya iklan masih stabil di angka 9,2% dari pendapatan, pelemahan pendapatan berpotensi menjadi perhatian utama bagi investor.

Pendapatan Masih Tercatat Lemah

Pendapatan Unilever tercatat hanya 9,47 triliun rupiah pada kuartal pertama 2025, mengalami penurunan sebesar -6% YoY namun naik 23% QoQ. Sayangnya, volume penjualan domestik justru turun hingga -8% YoY, meski rata-rata harga penjualan (ASP) naik 1,3% YoY.

Dari segmen penjualan, produk home and personal care mengalami penurunan yang lebih tajam di level -9% YoY, sementara segmen foods and refreshment masih terbilang stabil dengan penurunan hanya -1% YoY. Walaupun pendapatan segmen home and personal care mulai pulih dengan margin laba kotor meningkat hingga 50,2% pada 1Q25, faktanya, kinerja keseluruhan tetap memberikan tantangan bagi manajemen.

Key Takeaway

Secara keseluruhan, kinerja Unilever menunjukkan bahwa perusahaan ini mungkin sudah melewati masa-masa terburuk. Berdasarkan tren pertumbuhan laba bersih yang naik dari -62% pada kuartal ketiga tahun lalu menjadi -15% di kuartal pertama tahun ini, ada harapan muncul untuk periode mendatang. Manajemen Unilever bahkan tetap optimis bahwa hasil positif dari program pembenahan akan lebih terlihat pada semester kedua 2025. Jika Unilever dapat menunjukkan kemajuan yang lebih baik pada sisi pendapatan, harga saham mereka berpotensi untuk pulih lebih signifikan.

Unilever juga mencatatkan kenaikan yang mengesankan dalam sebulan terakhir, dengan pemulihan meningkat hingga 19,6%, lebih tinggi dari IHSG yang hanya berada di level 7,3%.

Artikel ini telah dirilis dalam Stockbit Commentary pada Kamis (24/4) siang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *