Update Keuangan 1Q25: Kinerja Bank Central Asia dan Proyeksi Pertumbuhan
Hai, para investor! Sudah siap membaca berita terbaru dari dunia keuangan? Yuk, kita bahas mengenai kinerja Bank Central Asia (BBCA) yang baru saja merilis laporan keuangan mereka untuk kuartal pertama tahun 2025. Ternyata, BCA mencatatkan laba bersih sebesar 14,1 triliun rupiah, dengan pertumbuhan yang cukup menjanjikan: +9,8% YoY dan +2,8% QoQ! Kenaikan ini terlihat sejalan dengan ekspektasi yang telah diprediksi sebelumnya.
Pendorong Pertumbuhan Laba Bersih
Bagaimana sih BCA bisa tumbuh secepat itu? Ternyata ada beberapa faktor kunci yang berperan, antara lain:
- Net Interest Income (NII) yang meningkat +7% YoY.
- Operational expenses (opex) yang terjaga hanya sebatas +3% YoY.
Dengan hasil ini, Pre-provision Operating Profit (PPOP) BCA tumbuh +10% YoY. Namun, ada beberapa catatan, terutama mengenai kesehatan aset yang sedikit menurun dan menjadi perhatian serius bagi para analis.
1. Pertumbuhan Kredit Termoderasi
Secara keseluruhan, total kredit BCA masih tumbuh kuat di angka +13% YoY pada 1Q25, sedikit melambat dari +14% YoY pada tahun sebelumnya. Lonjakan tersebut didorong oleh peningkatan pinjaman dalam instrumen money market jangka pendek. Jika kita menyingkirkan komponen ini, pertumbuhan kredit sebenarnya hanya sekitar +10% YoY. Hal ini semakin mendekati guidance 2025 yang ditargetkan di kisaran +6%-8% YoY.
2. Kualitas Aset Mengalami Tekanan
Kualitas aset memang perlu dicermati. Non-performing loan (NPL) meningkat ke level 2% (dibandingkan 1,9% di 1Q24 dan 1,8% di 4Q24). Akibatnya, Cost of Credit (CoC) tercatat di level 0,5%, lebih tinggi dibandingkan guidance 2025 yang seharusnya di 0,3%. Manajemen menjelaskan bahwa kenaikan NPL ini dipicu oleh debitur dari sektor tekstil dan restrukturisasi di sektor mineral. Namun, mereka meyakinkan bahwa kondisi ini masih dalam kontrol dan tidak ada revisi signifikan pada guidance CoC saat ini.
3. Rencana Kolaborasi dengan BP Tapera
Di sisi lain, BCA juga berencana untuk terlibat dalam program perumahan rakyat melalui kolaborasi dengan BP Tapera. Manajemen mengungkapkan bahwa eksekusi kolaborasi ini akan dilakukan secara hati-hati dan bertahap. Meskipun program ini menawarkan margin yang cukup baik berkat subsidi, BCA akan fokus pada proyek-proyek yang memiliki ekosistem dan infrastruktur yang memadai.
Intisari Kinerja BCA 1Q25
Secara umum, kami menilai kinerja BCA di 1Q25 masih terbilang solid. Namun, beberapa hal yang perlu dicermati oleh investor adalah:
- Kemampuan dalam melakukan loan repricing untuk mengatasi perlambatan pertumbuhan kredit.
- Perkembangan kualitas aset di tengah ketidakpastian yang tinggi.
Manajemen BCA juga menegaskan bahwa eksposur mereka terhadap sektor yang berkepentingan dengan ekspor ke AS hanya sekitar 2% dari total kredit, yang menunjukkan bahwa risiko dari situasi global masih dapat dikelola dengan baik.
Proyeksi LPPF untuk Laba Bersih 1Q25
Selain itu, ada berita menarik lainnya dari Matahari Department Store (LPPF) yang memproyeksikan laba bersih lebih dari 600 miliar rupiah pada 1Q25. Angka ini mencerminkan pertumbuhan sebesar +84% YoY dan +192% QoQ. Wah, investasi yang menjanjikan nih!
Itulah beberapa highlight dari laporan keuangan BCA dan update terkait lainnya dalam dunia finansial. Pastikan kalian terus memperbarui informasi agar tak tertinggal tren pasar yang dinamis ini! Sampai jumpa di artikel selanjutnya.